MAKALAH
Strategi dan
metode pembelajaran bahasa
Metode
pembelajaran melalui audio

Kelompok II
Nama : Abdiyah
Hillary Veronica
FKIP : PGSD
DOSEN : Ajeng Tina Mulyana,S,Pd.M,Pd
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
JAKARTA 2015 / 2016
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya yang
memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan
Makalah berjudul “Strategi Metode
Pembelajaran Melalui Audio” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah STRATEGI
DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Ajeng Tina Mulyana,S.Pd,M.Pd sebagai dosen pembimbing mata
kuliah STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis.
Penulis telah berupaya dengan
semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini, namun penulis menyadari
masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.
Jakarta, 13 Maret 2016
Abdiyah & Hillary Veronica
PEMBAHASAN
A.
Media Audio
Jenis media berikut ini adalah media yang penggunaanya menekankan pada
aspek pendengaran. Indra pendengaran disini merupakan alat utama dalam
penggunaan media ini, dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan)
maupun non verbal. Sehingga antara pengirim pesan dengan penerima pesan bisa
memahami makna dari lambang auditif tersebut.
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa ada hubungan antara media audio
dengan pengembangan keterampilan pada peserta didik. Dalam hal ini keterampilan
yang dapat dicapai meliputi:
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian,
2) Mengikuti pengarahan,
3) Melatih daya analitis,
4) Menentukan arti dari konteks,
5) Memilih-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang
tidak relevan,
6) Merangkum, mengemukakan
kembali, atau mengingat kembali informasi.
Ada
beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini antara
lain; 1) Radio, 2) Alat perekam pita magnetik, 3) Piringan hitam, dan 4)
laboratorium bahasa.[3]
1.
Radio dan Tape
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan
menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara,
dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru,
masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang
cukup efektif, Yang dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari
pembukaan sampai kepada evaluasi. Penggunaan media ini juga dapat mendukung
sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).
Seperti yang kita ketahui dalam dunia pendidikan, hingga kini radio
masih digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk program
pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio sebagai media pendidikan tidak perlu
diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio memiliki daya
jangkauan yang luas. Oemar Hamalik mengemukakan bahwa radio merupakan
alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan fase
pendidikan.
Sebagai
suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan jika
dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
Ø
Kelebihannya
a. Harganya relatif murah, tersedia dimana-mana dan dapat dibeli oleh
sebagian besar masyarakat.
b. Sifatnya mudah dipindahkan.
Bahkan bisa digunakan di lapangan dengan daya baterai.
c. Jikalau radio tersebut memiliki tipe recorder maka kita akan merekam
siaran-siaran yang penting untuk kemudian dapat didengar kembali.
d. Mengembangkan daya imajinasi anak didik dan merangsang partisipasi
aktif pendengar.
e. Menyediakan informasi terbaru.
Bisa direproduksi/ digandakan.
f.
Siaran lewat suara terbukti amat
tepat/cocok untuk mengerjakan musik dan bahasa.
g. Memudahkan penyiapan mata pelajaran. Guru bisa merekam sendiri dengan
mudah dan ekonomis.
Ø
Kekurangannya
1) Sifat komunikasi radio hanya satu arah (one way comunication).
2) Program radio telah
disentralisasikan sehingga guru kurang tidak dapat mengontrolnya.
3) Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi
siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali
menyulitkan.
Adapun
langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan media
radio adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri.
Guru
merencanakan dan menyiapkan diri sebelum manyampaikan materi.
b. Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa
dituntun agar memiliki kesiapan diri untuk mendengar. Misalnya, dengan cara
memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
c. Mendengarkan materi audio.
Guru
menuntun siswa untuk mendengarkan dengan tenang kemudian memusatkan perhatian kepada
materi audio.
d. Diskusi (membahas) materi program audio.
e. Menindak lanjuti
program/mengevaluasi program.[10]
2.
Alat Perekam pita magnetik
Alat perekam pita magnetik (magnetic tape recording) atau lazimnya
orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pembelajaran yang tidak
dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada
dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track
recording dan double track recording.
Kaset tape recorder yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut di
gulung-gulung pada kumparan yang berbeda dalam kotak yang disebut kaset. Pita
yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik. Berupa pita
plastik yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan
permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang magnetik.
Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh puting perekam
suara maka media magnetik mengatur partikel-partikel oksida pola besi yang
terdapat pada permukaan pita tersebut sesuai dengan pola suara yang direkam.
Alat
perekam memiliki 3 buah puting (head) yaitu:
1) puting perekam (Record head) untuk merekam suara,
2) puting suara (play head) untuk mengasilkan suara, dan
3) puting penghapus (erax Head) untuk menghapus suara.
Untuk
kepentingan sekolah dapat merekam hal-hal sebagai berikut,
1) komando hitung seperti satu, dua , tiga, bisa digunakan untuk pelajaran
senam,
2) latihan mengucapkan kata-kata untuk bahasa asing,
3) latihan membaca untuk pelajaran bahasa asing,
4) pelajaran mengarang dimana hasil
karangan murid yang baik direkam,
5) pembacaan puisi,
6) sandiwara,
7) menyanyi,
8) menari,
9) diskusi, dan
10) mengiringi slide dengan memberikan ulasan dan komentar dari isi slide
tersebut.
Keuntungan-keuntungan
kaset (tape recorder) sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:[13]
a. Dengan menggunakan kaset, guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu
dengan baik. Guru dapat memeriksa apakah suara dalam kaset itu masih baik atau
tidak baik, dan apakah isi program yang disajikan sesuai dengan materi.
b. Dengan kaset, guru dapat memutar kembali program yang telah
disampaikan, sehingga materi tersebut menjadi jelas. Guru dapat pula
menghentikannya kapan diperlukan.
c. Melalui tape recorder mata pelajaran dapat disajikan di luar kelas.
d. Kaset dapat menimbulkan banyak
kegiatan. Anak didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat
sesuatu yang penting.
e. Kaset sangat efisien untuk mengajarkan bahasa dan dapat digunakan di
laboraturium bahasa karena sangat membantu proses tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran.
f.
Kaset yang dipergunakan lagi dapat
dihapus dan diisi dengan program lainnya,[14] Pengoperasiannya relatif mudah.
Disamping
keuntungan-keuntungan tersebut di atas, kaset juga mempunyai beberapa kelemahan
sebagai berikut:
a) Daya jangkauan terbatas di tempat program yang disajikan.
b) Biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c) Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau
informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita, maka
akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak
memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
d) erpotensi terjadi penghapusan yang tidak disengaja.[16]
3.
Laboratorium Bahasa
laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan
berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang
disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa, siswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak
bilik akustik dan kotak suar. Siswa mendengarkan suara guru yang duduk di ruang
kontrol lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru dia juga
mendengar suaranya sendiri lewat headphone-nya, sehingga dia bisa membandingkan
ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Gambar raung laboraturium bahasa
KESIMPULAN
Dalam dunia pendidikan penggunaan media dan tekhnologi sangat
dianjurkan karena dengan adanya media dan tekhnologi tersebut kegiatan pembelajaran
lebih mudah disampaikan dan lebih mudah dipahami. Dalam proses pembelajaran,
terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan salah satunya adalah
media audio.
Media audio adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek
pendengaran saja, contohnya:
1)
Radio dan tape
2)
Alat perekam pita magnetik
3)
Laboratorium bahasa
Setiap media diatas memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga sebagai
guru harus bisa memilih dan memadukan antara media dan materi yang disampaikan,
sehingga proses pembelajaran yang di lalui tidak monoton dan anak-anak
merasa tidak jenuh ketika mengikuti pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran
: Selecting and Developing Media for Instruction. Jakarta: Rajawali. 1987.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2006
Bakry, Sama’un. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy. 2005.
Habsono, Sunarto dan Julhah Yasin. Kamus Populer Bahasa Indonesia.
Surabaya: Mekar. 1984.