Selasa, 05 April 2016

STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI AUDIO


MAKALAH
Strategi dan metode pembelajaran bahasa
Metode pembelajaran melalui audio

http://www.thamrin.ac.id/image/logo_univ_small.png
Kelompok II

Nama       : Abdiyah
                     Hillary Veronica
FKIP                    : PGSD
DOSEN      : Ajeng Tina Mulyana,S,Pd.M,Pd


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JAKARTA 2015 / 2016

DAFTAR ISI






















KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan
Makalah berjudul “Strategi Metode Pembelajaran Melalui Audio” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ajeng Tina Mulyana,S.Pd,M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.



Jakarta, 13 Maret 2016


Abdiyah & Hillary Veronica







PEMBAHASAN

A.  Media  Audio
Jenis media berikut ini adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran. Indra pendengaran disini merupakan alat utama dalam penggunaan media ini, dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sehingga antara pengirim pesan dengan penerima pesan bisa memahami makna dari lambang auditif tersebut.
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa ada hubungan antara media audio dengan pengembangan keterampilan pada peserta didik. Dalam hal ini keterampilan yang dapat dicapai meliputi:
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian,
2) Mengikuti pengarahan,
3) Melatih daya analitis,
 4) Menentukan arti dari konteks,
5) Memilih-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan,
 6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini antara lain; 1) Radio, 2) Alat perekam pita magnetik, 3) Piringan hitam, dan 4) laboratorium bahasa.[3]
1.    Radio dan  Tape
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara, dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif, Yang dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pembukaan sampai kepada evaluasi. Penggunaan media ini juga dapat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).
Seperti yang kita ketahui dalam dunia pendidikan, hingga kini radio masih digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk program pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio sebagai media pendidikan tidak perlu diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio memiliki daya jangkauan yang luas.  Oemar Hamalik mengemukakan bahwa radio merupakan alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan fase pendidikan.
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
Ø  Kelebihannya
a.       Harganya relatif murah, tersedia dimana-mana dan dapat dibeli oleh sebagian besar masyarakat.
b.       Sifatnya mudah dipindahkan. Bahkan bisa digunakan di lapangan dengan daya baterai.
c.       Jikalau radio tersebut memiliki tipe recorder maka kita akan merekam siaran-siaran yang penting untuk kemudian dapat didengar kembali.
d.      Mengembangkan daya imajinasi anak didik dan merangsang partisipasi aktif pendengar.
e.       Menyediakan informasi terbaru. Bisa direproduksi/ digandakan.
f.        Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengerjakan musik dan bahasa.
g.       Memudahkan penyiapan mata pelajaran. Guru bisa merekam sendiri dengan mudah dan ekonomis.
Ø  Kekurangannya
1)      Sifat komunikasi radio hanya satu arah (one way comunication).
2)       Program radio telah disentralisasikan sehingga guru kurang tidak dapat mengontrolnya.
3)      Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:
a.       Mempersiapkan diri.
Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum manyampaikan materi.
b.       Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan diri untuk mendengar. Misalnya, dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
c.        Mendengarkan materi audio.
Guru menuntun siswa untuk mendengarkan dengan tenang kemudian memusatkan perhatian kepada materi audio.
d.      Diskusi (membahas) materi program audio.
e.       Menindak lanjuti program/mengevaluasi program.[10]
2.    Alat Perekam pita magnetik
Alat perekam pita magnetik (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track recording dan double track recording.
Kaset tape recorder yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut di gulung-gulung pada kumparan yang berbeda dalam kotak yang disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik. Berupa pita plastik yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang magnetik. Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh puting perekam suara maka media magnetik mengatur partikel-partikel oksida pola besi yang terdapat pada permukaan pita tersebut sesuai dengan pola suara yang direkam.
Alat perekam memiliki 3 buah puting (head) yaitu:
1)      puting perekam (Record head) untuk merekam suara,
2)      puting suara (play head) untuk mengasilkan suara, dan
3)      puting penghapus (erax Head) untuk menghapus suara.
Untuk kepentingan sekolah dapat merekam hal-hal sebagai berikut,
1)      komando hitung seperti satu, dua , tiga, bisa digunakan untuk pelajaran senam,
2)      latihan mengucapkan kata-kata untuk bahasa asing,
3)      latihan membaca untuk pelajaran bahasa asing,
4)       pelajaran mengarang dimana hasil karangan murid yang baik direkam,
5)      pembacaan puisi,
6)      sandiwara,
7)      menyanyi,
8)       menari,
9)      diskusi, dan
10)   mengiringi slide dengan memberikan ulasan dan komentar dari isi slide tersebut.
Keuntungan-keuntungan kaset (tape recorder) sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:[13]
a.       Dengan menggunakan kaset, guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu dengan baik. Guru dapat memeriksa apakah suara dalam kaset itu masih baik atau tidak baik, dan apakah isi program yang disajikan sesuai dengan materi.
b.      Dengan kaset, guru dapat memutar kembali program yang telah disampaikan, sehingga materi tersebut menjadi jelas. Guru dapat pula menghentikannya kapan diperlukan.
c.       Melalui tape recorder mata pelajaran dapat disajikan di luar kelas.
d.       Kaset dapat menimbulkan banyak kegiatan. Anak didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat sesuatu yang penting.
e.      Kaset sangat efisien untuk mengajarkan bahasa dan dapat digunakan di laboraturium bahasa karena sangat membantu proses tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran.
f.        Kaset yang dipergunakan lagi dapat dihapus dan diisi dengan program lainnya,[14] Pengoperasiannya relatif mudah.
Disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas, kaset juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a)      Daya jangkauan terbatas di tempat program yang disajikan.
b)      Biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c)       Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
d)      erpotensi terjadi penghapusan yang tidak disengaja.[16]
3.    Laboratorium Bahasa
laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.
Dalam laboratorium bahasa, siswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suar. Siswa mendengarkan suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphone-nya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Gambar raung laboraturium bahasa 





















KESIMPULAN

Dalam dunia pendidikan penggunaan media dan tekhnologi sangat dianjurkan karena dengan adanya media dan tekhnologi tersebut kegiatan pembelajaran lebih mudah disampaikan dan lebih mudah dipahami. Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan salah satunya adalah media audio.
Media audio adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran saja, contohnya:
1)   Radio dan tape
2)   Alat perekam pita magnetik
3)   Laboratorium bahasa
Setiap media diatas memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga sebagai guru harus bisa memilih dan memadukan antara media dan materi yang disampaikan, sehingga proses pembelajaran yang di lalui tidak monoton dan anak-anak  merasa tidak jenuh ketika mengikuti pelajaran.











DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran : Selecting and Developing Media for Instruction. Jakarta: Rajawali. 1987.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006
Bakry, Sama’un. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2005.

Habsono, Sunarto dan Julhah Yasin. Kamus Populer Bahasa Indonesia. Surabaya: Mekar. 1984.